Jakarta, CNN Indonesia —
Staf Ahli Jaksa Agung RI Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama Internasional, Leonard Eben Ezer Simanjuntak melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking renovasi dan pembangunan Masjid Baitul Adli Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (1/4).
Leonard menjelaskan desain rancangan masjid tersebut mengangkat konsep “hybrid”, yaitu menggabungkan beberapa unsur suku dan budaya yang ada di Sulawesi Selatan.
Rancangan akhirnya seperti menyerupai kapal Pinisi, dengan memadukan empat unsur suku besar yang menduduki pulau Sulawesi Selatan yaitu Suku Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar.
“Sudah saatnya masjid ini direnovasi untuk diperbesar. Idenya dari saya, tapi yang menggambar arsiteknya adalah insinyur orang asli Sulawesi Selatan,” ujar Leonard saat groundbreaking di pelataran Kejati Sulsel.
Ia berharap tampilan fasad masjid bisa menjadi ikon & penanda lokasi pada lingkungan sekitar, serta bermanfaat bagi masyarakat sekitar khususnya umat muslim.
Pembangunan masjid tersebut menggunakan batu dari 24 kabupaten/kota jajaran kejaksaan di Sulsel.
“Ditambah satu batu yang diambil dari makam Syekh Yusuf Al-Makassari di Kabupaten Gowa. Hal ini merupakan kebhinekaan kita melambangkan persatuan yang kuat di antara kita dalam rangka membangun Masjid Baitul Adli ini,” kata Leonard.
Renovasi dan pembangunan masjid yang diinisiasi Leonard semasa masih menjabat sebagai Kepala Kejati Sulsel ini sudah disetujui Jaksa Agung RI.
“Perlu dilakukan renovasi sebab bangunan masjid yang lama hanya mampu menampung 70 jemaah. Sedangkan jumlah pegawai hampir 300 orang belum lagi Jemaah yang berasal dari sekitar kantor yang rutin ikut salat berjemaah,” imbuh Leonard.
Dia juga menilai sanitasi masjid selama ini kurang baik dimana kondisi jalan lebih tinggi dibanding masjid. Apabila musim hujan menyebabkan sebagian bangunan masjid tergenang.
(vws)