Jakarta, CNN Indonesia —
Pelaksana Bendung Katulampa Andi Sudirman meminta warga tak panik terkait salah satu pintu air bendungan itu yang jebol kemarin, Jumat (5/4) sore.
Menurutnya hal tersebut memang berpengaruh ke pada debit air yang masuk ke Saluruan Irigasi Kalibaru yang berkurang.
Namun hal ini tidak akan memicu banjir karena Bendungan Katulampa bukan untuk pengendali banjir.
Andi mengatakan salah satu pintu air jebol setelah dihantam pohon yang hanyut terbawa arus. Saat itu ketinggian air 150 cm atau siaga 3.
“Menghantam ke arah pintu penguras jadi jebol, dan mengakibatkan debit yang ke saluran irigasi berkurang,” kata Andi seperti dilansir dari Antara.
Ia menjelaskandebit air yang masuk ke saluran irigasi biasanya sebanyak 4.000 liter per detik.
Setelah pintu penguras jebol, air yang masuk hanya sekitar 1.000 liter per detik karena air sebagian besar mengalir ke arah Sungai Ciliwung.
“Itupun bisa kemungkinan makin surut kalau airnya makin surut di sungai ini,” kata Andi.
Ia mengatakan saluran irigasi ini dimanfaatkan sebagai air baku Perumda Tirta Pakuan di Kota Bogor, sawah, dan irigasi industri. Juga ke sebagian wilayah DKI Jakarta.
“Terutama air baku Kebun Raya dan Istana Bogor. Itu sangat terdampak karena saluran irigasi masuknya ke arah Ciliwung, karena ini jebol,” jelasnya.
Selain itu jebolnya pintu penguras ini juga berpengaruh kepada pembacaan TMA Sungai Ciliwung. Sebab, debit air tidak ada yang melimpas masuk ke Bendung Katulampa.
Kendati demikian, Andi mengimbau agar warga tidak panik dengan jebolnya pintu ini, karena Bendung Katulampa bukan pengendali banjir.
Bendung Katulampamenjadi pemantau debit aliran Sungai Ciliwung. Pemantauan bisa memprediksi debit air yang masuk ke Jakarta dan memprediksi banjir.
“Warga jangan terlalu panik. Katulampa bukan pengendali banjir, tapi berdampak air tidak bisa terbaca yang mengalir ke Jakarta. Itu saja,” ujarnya.
(ant/sur)