Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengklaim angka kecelakaan dan korban jiwa selama momen mudik lebaran 2024 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Muhadjir memaparkan hal tersebut saat bertemu dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Rumah Dinas Wapres, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/4).
“Jumlah kecelakaan mengalami penurunan. Kemudian dari korban, korban meninggal juga turun, korban cedera juga turun. Kemudian juga dari laporan dari Dirut Jasa Raharja, santunan yang dikeluarkan dibanding tahun lalu juga mengalami turun, penurunan sekitar 52 persen,” kata Muhadjir.
Pihak kepolisian sempat mencatat angka kecelakaan lalu lintas pada momen mudik lebaran tahun 2023 lalu ada 5.894 kasus, dan menimbulkan korban jiwa 726 korban jiwa.
Muhadjir juga membeberkan hasil evaluasi sementara mudik lebaran 2024 yang dilakukan oleh kementerian/lembaga terkait dapat ditangani dengan cukup baik. Ia menilai mudik lebaran tahun ini ada pelbagai hal yang diperbaiki ketimbang tahun sebelumnya.
“Tapi tentu saja terserah nanti penilaian pada masyarakat. Tapi dari kami secara internal sudah melakukan evaluasi,” kata dia.
Meski begitu, Muhadjir menyinggung insiden kecelakaan di contraflow KM 58 Tol Jakarta Cikampek yang menyebabkan 12 orang meninggal serta insiden bus terguling di Batang, Jawa Tengah menjadi catatan tersendiri. Baginya, dua insiden ini menjadi perhatian lebih pemerintah dalam momen mudik lebaran lalu.
“Untuk yang lain kejadian-kejadian yang lain sangat biasa saja artinya tidak ada yang istimewa,” tambahnya.
Pada kesempatan ini, Muhadjir juga meminta dukungan Ma’ruf Amin supaya mewujudkan kawasan KM 97 Tol Jakarta-Merak sebagai zona penyangga atau buffer zone kendaraan yang hendak menuju Pelabuhan Merak.
Nantinya, kendaraan yang hendak menyeberang ke Pelabuhan Merak harus melakukan pelbagai pengecekan terlebih dulu di kawasan ini sebelum menyeberang.
Muhadjir menilai penumpukan kendaraan di Pelabuhan Merak di mudik Lebaran tahun ini terjadi lantaran belum ada zona penyangga bagi kendaraan untuk melakukan pengecekan terlebih dulu.
“Mulai di cek tiketnya sudah punya atau belum, apakah harus berangkat hari itu atau lewat atau sebelum waktunya berangkat. Kemudian juga di situ akan ditetapkan juga siapa yang berangkat duluan dan belakangan,” kata dia.
“Dan itu mudah-mudahan kalau ini beliau nanti memberikan dukungan dan bisa direalisasi Insyaallah tahun depan sudah tidak ada lagi kendaraan yang ngantri sekitar 16 kilo di Tol itu,” tambahnya.
(rzr/rds)