Lampung, CNN Indonesia

Puluhan sopir truk logistik dan bus, melakukan protes karena tidak juga diseberangkan meski telah menunggu lebih dari 12 jam di kantung parkir Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Kejadian ini, untuk kedua kalinya terjadi masa arus mudik lebaran 2024 ini.

Pantauan CNNIndonesia.com, aksi protes puluhan sopir truk logistik dan bus ini terjadi di kantung parkir dermaga 1 reguler, Senin (8/4) pagi sekira pukul 09.00 WIB.

Para sopir tersebut, merasa kecewa karena tidak juga diseberangkan meski berkali-kali mereka melihat kapal yang berlayar dari Pelabuhan Merak dan tiba di dermaga Pelabuhan Bakauheni telah menurunkan muatan sejak Minggu (7/4) malam.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi protes para sopir truk logistik dan bus ini, sempat menimbulkan sedikit kericuhan saat mereka mempertanyakan ke salah seorang petugas pelabuhan, kapan mereka bisa menyeberang menuju ke Pelabuhan Merak.

Seperti yang diungkapkan seorang sopir truk pengangkut buah, Bowo, yang mengatakan bahwa dirinya sudah menunggu sejak semalam di kantung parkir dermaga 1 Pelabuhan Balauheni.

“Sejak semalam saya di sini (Bakauheni). Sudah empat kali kapal bongkar muatan, tapi kami (sopir) enggak juga diangkut-diangkut berangkat nyeberang,” ucapnya ditemui di lokasi, Minggu (8/4).

Bowo juga mengaku, sudah beberapa kali ditelepon oleh pemilik barang yang dibawanya. Selain itu dia juga mengaku khawatir buah-buahan muatannya bakal busuk di perjalanan karena tidak juga bisa menyeberang.

“Sudah enggak kehitung lagi saya ditelepon sama yang punya barang (buah), baru ini saja saya sudah ditelepon lagi. Karena tanya melulu kenapa belum sampai, ya saya jawab enggak boleh menyeberang,” kata dia.

Sementara seorang sopir bus, Rikhwan, yang juga mengalami hal serupa saat berada di area yang sama mengatakan, bahwa penumpang yang ada di dalam kendaraannya banyak anak kecil. Selain itu, dia menyampaikan kekecewaannya tidak diperbolehkan menyeberang sejak Minggu (7/4) malam.

Akibatnya, dia diprotes penumpang yang kesal karena tidak juga berangkat menyeberang, meski sudah tiba di Pelabuhan Bakauheni.

“Banyak anak kecilnya di dalam bus, itu sudah berapa kali nangis. Ya harusnya semalam sudah sampai di Merak, tapi sampai saat ini belum boleh menyeberang,” kata dia.

Menurutnya, seharusnya pemerintah memperhatikan juga pemudik yang dari arah Sumatera, bukan saja di Pulau Jawa.

Selain kendaraan mobil yang tertahan di kantung parkir Pelabuhan Bakauheni, ratusan kendaraan mobil lainnya juga ikut terimbas tertahan di rest area tol KM 20B.

Tertahannya ratusan kendaraan mobil tersebut, imbas dari adanya kebijakan sistem TBB (Tiba-Bongkar-Berangkat).

Kebijakan “Tiba-Bongkar-Berangkat” kapal yang dimaksud untuk mengatasi kesemrawutan kendaraan yang terjebak kemacetan panjang di Pelabuhan Merak, tapi justru berimbas pada arus mudik dari Sumatera menuju ke Pulau Jawa melalui penyeberangan Pelabuhan Bakauheni.

Seorang pemudik warga asal Kota Metro, Zul yang akan mudik ke daerah Jawa Timur bersama keluarganya menuturkan dirinya dan para pemudik kendaraan lainnya diminta untuk berhenti terlebih dulu ketika masuk di rest area jalan tol KM 20B.

“Setelah screening tiket tadi, diminta untuk berhenti dulu. Ada sekitar 1 jam lebih tadi kami menunggu di rest area,” kata dia kepada CNNIndonesia.com, Senin (8/4) siang.

Ia juga mengatakan, para pemudik berkendara yang sempat tertahan di rest area tadi sempat bertanya ke petugas mengenai alasan penundaan perjalanan.

Keterangan dari petugas itu, lanjutnya, penundaan itu merupakan delay sistem, karena kondisi di Pelabuhan Merak saat ini sedang padat dan diberlakukan satu arah saja.

“Supaya nggak menumpuk di Bakauheni, katanya kapal yang tiba itu langsung berangkat lagi ke Merak. Inikan aneh, kenapa Merak yang diistimewakan, kami ini juga kan pengen mudik. Sudah beli tiket dan nggak bisa nyeberang, hangus nggak kira-kira tiket yang sudah dibeli,” pungkasnya.

(zai/dna)

[Gambas:Video CNN]






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *